Selasa, 04 Januari 2011

 Lets Be More Than This

Aku terlahir dari orang tua yang biasa-biasa saja dimata orang lain, namun bagiku aku terlahir dari orang tua yang sangat luar biasa, karena orangtuaku bisa mendidik aku hingga aku menjadi diriku sendiri, aku sangat bangga terhadap kedua orang tuaku, yang mampu mengerti tentang apa yang aku rasakan. Terutama terhadap bundaku yang paling aku kagumi dan tidak akan pernah aku bisa aku membalas jasanya, aku sudah menjadi anak yang sangat durhaka sekali kepada bundaku aku tak akan melupakan kesalahanku yang sangat fatal terhadap bundaku, sejak tulisan ini aku buat aku akan berjanji akan menjadi anak yang baik, berbakti kepada orang tuaku. Dan gak akan melanggar apa yang dilarang oleh bundaku, penyesalan hanyalah sesuatu yang tidak ada gunanya lagi aku harus lakukan pa yang terbaik untuk diriku, orangtuaku, keluargaku, dan kepercayaanku. Bunda aku selalu rindu terhadapmu aku rindu akan nasihatmu, aku rindu akan kasih sayangmu. Walaupun aku takut jika suatu saat aku bertemu denganmu, jika kalau bertemu dalam nyata. Tapi aku selalu menentikanmu dalam mimpiku. Walaupun bunda selalu sedih melihat keadaanku yang begini. Tapi ketika tulisan ni aku buat aku akan berjanji terhadap diriku dan orangtuaku aku akan berusaha menjadi anak yang lebih baik dari hari ini.

Aku terlahir dari kalangan yang biasa aja, dari tempat yang biasa juga. Aku sangat bersyukur desaku aman dan terjaga dari segala bencana alam. Hampir tidak ada bencana alam yang melanda tempat aku tinggal. Ya paling hanya hujan yang tidak sesuai jadwal dan kemarau yang tidak sesuai jadwal juga, ditempatku tinggal aku memiliki teman yang lumayan banyak, aku lumayan terkenal hampir semua orang di tempatku mengenal diriku, mungkin karena orangtuaku ataupun kakakku. Karena orang-orang tau kalo aku anak dari orangtuaku, namun mereka tidak mengenali namaku secara spesifik. Dalam pergaulan sehari-hari sebenarnya aku kurang suka atas tingkah laku teman-temanku yang menurutku seenaknya sendiri dan tak sedikit yang egoisnya itu tinggi, dan yang lebih parah punya teman yang tidak punya tanggung jawab dan rasa bahwa dia itu bersalah, ada yang lumayan baik tapi pikiranya dah kaya orang tua banget slalu ajah berpikir masa depan. Huh pokoknya gak menyenangkan banget. Gak ada pengertian yang ada hanya jika aku memiliki sesuatu yang mereka anggap menguntungkan baru mereka mendatangiku, jika sudah tak dibutuhkan lagi mereka hilang gitu ajah entah kemana. Pokoknya nyebelin banget, mendingan aku sendirian tanpa teman. Aku pun sadar tak ada teman yang sempurna dari penilaian seorang. Tak ada teman tanpa cela.

Aku memiliki 2 saudara,aku anak terakhir dari 3 bersaudara, dulu aku ngerasa kurang perhatian dari orang tuaku, orangtuaku hanya merhatiin kakak-kakakku. Tapi ternyata itu semua salah, karena aku sadar kakak-kakakku juga beranggapan yang sama sepertiku, aku iri terhadap kehidupan kakak-kakakku tapi setelah aku tahu kalo kakak-kakakku juga ngerasainhal yang sama, aku jadi sadar betapa susahnya menjadi orangtua yang harus mengerti apa kemauan anak-anaknya. Dari hal itu aku telah sadar orangtuaku sangat menyayangi anak-anaknya ternyata benar sekejam-kejamnya atau seganas-ganasnya harimau dia tak akan memakan anaknya sendiri. Kakak-kakaku dulu sangat menyebalkan banget, ya ma’lumlah aku kan anak terakhir pengennya menang sendiri dan pengen perhatian lebih, tapi sejak kepergian bunda tercinta perhatian itu hilang. Aku sangat sedih banget ketika masa itu. Rasanya aku ingin ikut bundaku pergi, tapi setelah beberapa hari bunda tersenyum terhadapku ketika aku menangis sendirian dalam mimpi. Aku bingung apa maksud dari bundaku itu. Walaupun bunda telah tiada bagiku dia ada dalam hatiku selamanya.

Kehidupan ketika aku sekolah aku terlahir jadi anak yang lumayan pandai. Ketika aku kelas 1 sd aku mendapat rangking pertama dan ketika aku kelas 4 aku mendapat rangking ke-3 kelas 2,3,5, dan 6 aku mendapat rangking ke-2. Keluargaku memang memperhatikan perkembangan diriku dan selalu mensupport dengan mengajariku. Kakak-kakakku juga sama dengan diriku, selalu mendapat rangking dikelasnya. Ketika aku masuk ke smp, keluargaku pun sangat bangga terhadapku karena dari kira-kira 500 siswa yang ikut seleksi untuk masuk ke sekolah favorit aku masuk urutan 12 teratas. Tentu saja aku masuk dalam kelas favorit. Aku senang bisa mendapatkan teman-teman baru dikelas 1 ini. Aku selalu tampak menjadi anak yang biasa-biasa saja, aku tidak ingin keliatan menonjol. Sampai-sampai anak-anak nganggap aku ini cupu abiss, hingga aku pernah ditindas ma anak-anak, tapi aku tak pernah memperdulikan hal itu. Aku juga merasa senang ketika aku mendapat rangking 6 dan rangking 4.

Bersambung dulu aku sudah ngantuk berat nih.